Selasa, 02 Juni 2009

Cara Migrasi dari Windows XP ke Windows 7

Posted by Heryan Tony in Software, Tips dan Trik, Windows & Office on 22-05-2009 at 1:00 am

Tags: , , , , , , , ,

Windows 7 yang kabarnya akan diluncurkan secara resmi pada akhir tahun ini tepatnya Agustus 2009 nanti, di mana Windows 7 diharapkan lebih banyak penggunanya dibandingkan dengan Windows Vista. Bagi Anda yang masih memiliki Windows XP dan ingin bermigrasi ke Windows 7 hal ini dapat dilakukan tanpa perlu menghapus windows sebelumnya.

Untuk melakukan migrasi dari Windows XP ke Windows 7 kita dapat menggunakan bantuan tool dari Microsoft yang bernama Microsoft Deployment Toolkit 2010, sekarang ini masih memasuki versi beta. Namun, jika Anda mau menggunakan versi sebelumnya yang lebih stabil yaitu Microsoft Deployment Tools 2008 dapat didownload di sini.

Proses migrasi dari Windows 7 ini, menurut sumbernya menyebutkan proses instalasi akan memakan waktu selama 30 menit. Fungsi dari tools ini adalah untuk menyimpan user settings dan semua file serta konfigurasi jaringan pada Windows sebelumnya dengan aman, selanjutnya proses instalasi Windows 7 dapat berjalan dan Anda akan mendapatkan instalasi Windows 7 yang fresh tentunya

antivirus

Perangkat lunak antivirus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Artikel bertopik teknologi informasi ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Antivirus adalah sebuah jenis perangkat lunak yang digunakan untuk mendeteksi dan menghapus virus komputer dari sistem komputer. Disebut juga Virus Protection Software. Aplikasi ini dapat menentukan apakah sebuah sistem komputer telah terinfeksi dengan sebuah virus atau tidak. Umumnya, perangkat lunak ini berjalan di latar belakang (background) dan melakukan pemindaian terhadap semua berkas yang diakses (dibuka, dimodifikasi, atau ketika disimpan).

Sebagian besar antivirus bekerja dengan beberapa metode seperti di bawah ini:

  • Pendeteksian dengan menggunakan basis data virus signature (virus signature database): Cara kerja antivirus ini merupakan pendekatan yang banyak digunakan oleh antivirus tradisional, yang mencari tanda-tanda dari keberadaan dari virus dengan menggunakan sebagian kecil dari kode virus yang telah dianalisis oleh vendor antivirus, dan telah dikatalogisasi sesuai dengan jenisnya, ukurannya, daya hancurnya dan beberapa kategori lainnya. Cara ini terbilang cepat dan dapat diandalkan untuk mendeteksi virus-virus yang telah dianalisis oleh vendor antivirus, tapi tidak dapat mendeteksi virus yang baru hingga basis data virus signature yang baru diinstalasikan ke dalam sistem. Basis data virus signature ini dapat diperoleh dari vendor antivirus dan umumnya dapat diperoleh secara gratis melalui download atau melalui berlangganan (subscription).
  • Pendeteksian dengan melihat cara bagaimana virus bekerja: Cara kerja antivirus seperti ini merupakan pendekatan yang baru yang dipinjam dari teknologi yang diterapkan dalam Intrusion Detection System (IDS). Cara ini sering disebut juga sebagai Behavior-blocking detection. Cara ini menggunakan policy (kebijakan) yang harus diterapkan untuk mendeteksi keberadaan sebuah virus. Jika ada kelakuan perangkat lunak yang "tidak wajar" menurut policy yang diterapkan, seperti halnya perangkat lunak yang mencoba untuk mengakses address book untuk mengirimkan e-mail secara massal terhadap daftar e-mail yang berada di dalam address book tersebut (cara ini sering digunakan oleh virus untuk menularkan virus melalui e-mail), maka antivirus akan menghentikan proses yang dilakukan oleh perangkat lunak tersebut. Antivirus juga dapat mengisolasi kode-kode yang dicurigai sebagai virus hingga administrator menentukan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Keuntungan dari cara ini adalah antivirus dapat mendeteksi adanya virus-virus baru yang belum dikenali oleh basis data virus signature. Kekurangannya, jelas karena antivirus memantau cara kerja perangkat lunak secara keseluruhan (bukan memantau berkas), maka seringnya antivirus membuat alarm palsu atau "False Alarm" (jika konfigurasi antivirus terlalu "keras"), atau bahkan mengizinkan virus untuk berkembangbiak di dalam sistem (jika konfigurasi antivirus terlalu "lunak"), terjadi false positive. Beberapa produsen menyebut teknik ini sebagai heuristic scanning. Teknologi Heuristic Scanning ini telah berkembang begitu jauh hingga sekarang. Beberapa antivirus mengecek sebuah file dengan definisi biasa. Jika lolos dari deteksi biasa, maka file tersebut dijalankan di sebuah lingkungan virtual. Semua perubahan yang dilakukan file bersifat seperti virus, maka pengguna akan diperingatkan.

Antivirus yang menggunakan behavior-blocking detection ini masih sedikit jumlahnya, tapi di masa yang akan datang, kemungkinan besar semua antivirus akan menggunakan cara ini. Beberapa antivirus juga menggunakan dua metode di atas secara sekaligus.

  • Antivirus - antivirus terbaru sekarang tidak hanya mendeteksi virus. Program antivirus sekarang juga telah diprogram untuk mendeteksi spyware, rootkits, dan malware - malware lainnya. Tidak hanya itu, antivirus sekarang dilengkapi firewall, untuk melindungi komputer dari serangan hacker dan anti spam untuk mencegah masuknya email sampah bervirus ke inbox pengguna.
  • Antivirus berdasarkan jenis pengguna dapat dibagi menjadi 2, yaitu untuk Home User dan Network (Corporate User). Untuk home user, antivirus berjalan seperti biasa. Untuk versi jaringan, antivirus dapat melakukan scan di komputer - komputer client dan network drive. Selain itu, proses update komputer client dalam jaringan tidak harus langsung dari Internet. Komputer client dapat melakukan upate langsung dari server jaringan.